Menjadi seorang guru, bagi saya, seperti sebuah kecelakaan yang tidak pernah saya rencanakan. Meskipun latar belakang pendidikan saya adalah Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK, dan kemudian melanjutkan studi S1 di Teknik Informatika, saya tidak pernah membayangkan diri saya akan tiba-tiba terjun menjadi seorang pendidik. Pada saat itu, saya sudah cukup asik dengan dunia bisnis, aktif di organisasi kepemudaan dan keagamaan, dan merasa nyaman dengan dunia yang saya geluti.
Mulai dari ajakan seorang teman yang bernama Ust. Sajali Kebon Kopi Cibarusah, membawa saya ke dunia pendidikan ini. Semoga Allah merahmati beliau beserta keluarganya. Awalnya saya berpikir bahwa menjadi seorang guru TKJ itu akan sangat mudah. Setelah semua yang saya pelajari dan jalani —mulai dari jual beli dan servis laptop, hingga pengalaman yang saya dapatkan di dunia kerja— saya merasa ini adalah bidang yang sangat dekat dengan saya. Namun, kenyataannya, menjadi seorang guru jauh lebih dari sekadar itu.
Mengajar, bagi saya, bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan yang sudah saya kuasai. Menjadi guru, saya sadar, harus bisa membuat ilmu itu menarik, hidup, dan menyenangkan untuk disampaikan. Tugas seorang guru adalah membuat murid-murid penasaran, merasa “bodoh”, dan haus akan ilmu. Dan lebih dari itu, sebagai pendidik, kita harus mampu menghadapi berbagai karakter siswa yang datang dengan latar belakang dan cara belajar yang berbeda. Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan cara biasa, tetapi membutuhkan bijaksana, kesabaran, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan setiap situasi.
Setelah menginjakkan kaki di dunia pendidikan selama empat tahun, rasa jenuh mulai muncul. Rutinitas mengajar secara konvensional terkadang membuat saya merasa terjebak dalam lingkaran yang sama. Kejenuhan itu memaksa saya untuk berpikir “OUT OF THE BOX”, untuk mencari cara agar kegiatan mengajar ini bisa kembali terasa asik dan tetap memenuhi tujuannya sebagai sarana untuk mendidik.
Maka, dengan tekad yang kuat, saya mendirikan PT SAHABAT EDU DIGITAL, sebuah perusahaan perorangan yang kini mengelola website www.sahabatedu.com. Saya juga mulai membuat tutorial yang saya unggah di kanal YouTube @sahabatedudigital. Inilah cara saya untuk mengatasi kejenuhan itu. Kini, ketika mengajar, saya cukup menayangkan video tutorial melalui proyektor sambil memberikan penjelasan tambahan secara langsung. Anak-anak didik saya pun bisa mengakses materi kapan saja melalui website atau YouTube, memudahkan mereka untuk belajar sesuai kebutuhan mereka.
Namun, di balik semua itu, saya menyadari bahwa kejenuhan saya bukan datang karena pekerjaan itu sendiri, tetapi karena rutinitas yang memaksa saya untuk berpikir “di luar biasanya”. Saya ingin lebih dari sekadar mengajarkan materi; saya ingin menjadi contoh hidup bagi murid-murid saya. Saya ingin mereka melihat bahwa belajar tidak hanya tentang mengikuti pelajaran dengan serius, tetapi juga tentang menemukan kegembiraan dalam setiap langkah proses itu.
Sebagai seorang guru, saya berharap tidak hanya menyampaikan ilmu melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan saya—tindakan yang menginspirasi dan memberikan contoh nyata bahwa menuntut ilmu adalah sesuatu yang bisa dilakukan dengan riang gembira, penuh semangat, dan dengan hati yang lapang. Saya percaya, jika kita bisa memberikan contoh yang baik, murid-murid kita pun akan terinspirasi untuk terus belajar, tumbuh, dan berkembang, baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan.
#GuruDigital
#BelajarDenganHati
#InovasiMengajar
#TeknologiDalamPendidikan
#PendidikanEraDigital
#DariPengusahaKeGuru
#MengajarDenganSemangat
#PembelajaranMasaDepan
#GuruInspiratif
#SahabatEduDigital