Beranda Quotes Banyak yang merasa paling depan saat bicara tentang TUHAN tapi menjadi TERBELAKANG...

Banyak yang merasa paling depan saat bicara tentang TUHAN tapi menjadi TERBELAKANG saat orang didekatnya KESUSAHAN

51
0

Sebuah Kalimat dari Seorang Kyai yang tinggal di daerah Meruya Jakarta Barat

Kalimat ini menggambarkan ironi dalam kehidupan, di mana banyak orang mengaku paling memahami atau dekat dengan Tuhan, tetapi justru abai terhadap penderitaan sesama :

“Mengaku dekat dengan Tuhan bukan hanya soal kata-kata, tetapi tentang kepedulian yang nyata. Sebab, sejatinya keimanan tercermin bukan dari seberapa lantang kita berbicara tentang-Nya, melainkan dari seberapa tulus kita hadir bagi mereka yang membutuhkan. Mari tidak hanya menjadi suara di depan, tetapi juga tangan yang menolong di sekitar.”

Kata-kata ini bukan sekadar rangkaian huruf yang keluar dari lisannya, melainkan cerminan dari realitas yang sering terjadi. Ia mengamati bagaimana banyak orang lantang berbicara tentang keimanan, berdebat soal ketuhanan, bahkan merasa paling benar dalam menafsirkan ajaran-Nya. Namun, ketika tetangga mereka kelaparan, sahabat mereka dirundung masalah, atau keluarga mereka sendiri tengah kesulitan, tangan mereka justru enggan terulur, langkah mereka tertahan, dan hati mereka seakan tak lagi peka.

Bagi sang Kyai, keimanan sejati bukan hanya diucapkan dalam forum-forum keagamaan atau ditunjukkan dalam perdebatan yang panjang. Ia terwujud dalam tindakan nyata—dalam empati, dalam kepedulian, dalam kehadiran bagi mereka yang membutuhkan. Sebab, Tuhan tidak hanya ada dalam buku dan ceramah, tetapi juga dalam tatapan penuh harap orang-orang yang mengulurkan tangan menanti pertolongan.

Pesan ini mengalir seperti sungai, menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya. Sebab, dalam kehidupan yang terus berjalan, tak cukup hanya memahami Tuhan dalam teori, tetapi juga harus menghidupkan-Nya dalam setiap aksi dan kepedulian kepada sesama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini