Temuan Kejaksaan terkait adanya tindakan dan perilaku koruptif yang dilakukan oleh para elit Pertamina masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, karena di sisi lain Pertamina masih menyangkal hal tersebut.
Meski berita ini cukup menggemparkan, namun sebenarnya saya dan mungkin sebagian besar masyarakat tidak terlalu terkejut dengan kenyataan ini, sejak logo Pertamina masih menggunakan gambar kuda laut hingga saat ini, kita sudah biasa dicurangi oleh Pertamina kok.
Maka ketika pemberitaan tentang mega korupsi ini muncul, ya kekagetan atau kegemparan yang terjadi ini seolah-olah merupakan jawaban dari kecurangan2 yang selama ini dirasakan oleh masyarakat ketika mereka membeli BBM di SPBU, “… Owh pantas saja yang di bawah melakukan kecurangan, lha dari atasnya juga ternyata sama saja”.
Meski demikian saya menduga ada beberapa hal yang bisa saja terjadi sebaliknya, dalam arti ada teori lain yang mungkin dapat dijadikan sebagai pisau analisis dalam melihat kasus ini, setidaknya ini menurut saya.
Yang pertama, kasus ini dijadikan momentum oleh pemerintahan baru untuk bersih2 Pertamina dari orang2 jahat, agar diganti dengan personel2 baru yang lebih berintegritas, sehingga kedepan Pertamina dapat memproduksi BBM yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat dinikmati secara lebih baik oleh masyarakat.
Namun moment ini dapat juga diartikan sebagai upaya pemerintahan baru untuk memasukkan kroni2nya kedalam struktur Pertamina dengan menyingkirkan orang2 lama melalui kasus ini.
Yang kedua, kasus ini dijadikan sebagai upaya menutupi kasus lain yang lebih besar yang berpotensi mengacaukan stabilitas politik pemerintah yang saat ini sedang goyah, kita tentu dapat menyaksikan dengan kasat mata bahwa para pembantu presiden saat ini diisi oleh orang2 yang tidak semuanya kompeten dan kredibel, yang kebijakan dan bahkan keberadaannya justru semakin melemahkan posisi pemerintah dengan blunder2 yang mereka lakukan.
Dan dalam hal ini pemerintah perlu membuat “skenario lain” agar citra dan marwahnya tetap terjaga, termasuk dengan menaikkan kasus ini agar perhatian publik teralihkan.
Yang berikutnya, bisa jadi kasus ini merupakan pertarungan dari kekuatan2 besar yang tidak terlihat, dalam rangka Memperebutkan pasar potensial dalam bidang otomotif yang ceruknya sangatlah besar.
Saya tidak tahu mana yang benar, bisa jadi mungkin benar semua atau malah salah semua, dan ada hal yang lainnya yang lebih tepat untuk menjelaskan kasus ini, tapi saya punya dugaan kuat, setelah kasus ini mencuat maka penjualan mobil listrik akan meningkat.
Maka, mengutip judul buku Francis Fukuyama “The End History and The Last Man Standing” ketika mengomentari runtuhnya Uni Soviet dan ambruknya Tembok Berlin sebagai penanda kemenangan Kapitalisme atas Sosialisme, saya juga ingin menyampaikan pendapat saya, bahwa kasus ini sebagai faktor determinan mulai runtuhnya dominasi Bahan Bakar Minyak dan naiknya popularitas kendaraan listrik.
Dengan demikian THE END OF GASOLINE, ambruknya dominasi bahan bakar minyak adalah suatu keniscayaan.