Beranda Quotes Perjalanan Sunyi: Saat Hanya Ada Aku dan Allah

Perjalanan Sunyi: Saat Hanya Ada Aku dan Allah

60
0

“Ada beberapa jalan dalam hidup kita yang memang harus kita tempuh dengan sendirian, tanpa orang lain. Tidak dengan keluarga, tidak dengan kerabat, tidak dengan sahabat, teman bahkan pasangan sekalipun. Hanya berdua saja dengan Tuhan.”

🌙 Pembuka

Dalam kehidupan ini, ada saat-saat di mana kita merasa sepi. Bukan karena tak ada orang di sekitar, tetapi karena ada beban yang hanya bisa dipikul oleh diri sendiri. Ada jalan sunyi yang harus dilalui, bukan karena kita ingin menyendiri, tetapi karena memang begitulah takdir Allah menuntun kita.

Tidak semua perjuangan bisa dipahami oleh keluarga. Tidak semua luka bisa diobati oleh sahabat. Bahkan pasangan hidup pun tak selalu mampu menenangkan hati. Karena ada ruang dalam jiwa yang hanya bisa diisi oleh satu hubungan: hubungan antara hamba dan Rabb-nya.

🕊️ Saat Semua Pergi, Allah Tidak Pernah Pergi

Ada kalanya kita menangis dalam diam. Saat malam paling sunyi, di atas sajadah yang dingin. Bukan karena lemah, tapi karena hanya di situlah kita merasa didengar sepenuhnya.

Inilah hakikat mujahadah, perjuangan spiritual dalam kesendirian. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Imam Al-Ghazali:

“Jalan menuju Allah adalah jalan yang sunyi. Tidak semua orang akan memahaminya. Maka bersabarlah jika engkau harus menempuhnya sendiri.”

Kesendirian bukan kutukan. Ia adalah fase penyucian, saat Allah ingin kita kembali kepada-Nya, bukan kepada makhluk.

📖 Dalil Al-Qur’an dan Hadits

Allah berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 69:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Rasulullah ď·ş bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati ini tidak bisa diisi oleh selain Allah. Maka ketika semuanya terasa hampa, itu bukan karena kita kehilangan dunia, tapi karena kita sedang dipanggil untuk kembali kepada Yang Maha Mengisi.

🌌 Pandangan Ulama Lain

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata:

“Ada saat di mana engkau akan merasa sendiri, bahkan dalam keramaian. Itu karena Allah ingin engkau hanya bergantung pada-Nya. Maka jadikan kesendirianmu sebagai waktu paling jujur untuk mengenal Allah.”

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di juga menjelaskan:

“Kesendirian bukan kelemahan, tapi kekuatan ruhani yang Allah anugerahkan pada hamba yang dipilih-Nya untuk dekat.”

đź’§ Ajakan Muhasabah

Jangan takut untuk sendiri. Karena dalam kesendirian itulah kita benar-benar mengenal siapa diri kita… dan siapa Tuhan kita.

Mari kita bertanya pada diri sendiri:

  • Sudahkah kita melibatkan Allah dalam setiap langkah kita?
  • Sudahkah kita mengadu kepada-Nya sebelum mengadu pada manusia?
  • Apakah kita menjadikan kesendirian sebagai jalan untuk lebih dekat atau justru menjauh?

Waktu sunyi adalah waktu emas. Gunakan untuk menyucikan hati, memperbaiki niat, dan memperkuat iman. Karena pada akhirnya, perjalanan hidup ini hanya akan berakhir dengan satu hal: kita kembali sendiri menghadap-Nya. Tanpa keluarga, tanpa sahabat, tanpa pasangan. Hanya kita dan amal kita.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini