Beranda Quotes Menyingkap Tabir Evasion Attack : Analogi Fikih atas Ancaman Siber yang Tak...

Menyingkap Tabir Evasion Attack : Analogi Fikih atas Ancaman Siber yang Tak Terlihat

33
0






Evasion Attack & Analogi Fikih

Menyingkap Tabir Evasion Attack: Analogi Fikih atas Ancaman Siber yang Tak Terlihat

✍️ Oleh: Ibnu Rifai, S.Kom
(Pakar Keamanan Informasi, Pemerhati Fikih Muamalah, Santri)

Pendahuluan

Dalam dunia keamanan siber, terdapat sebuah metode serangan halus namun mematikan yang dikenal dengan nama evasion attack. Serangan ini tidak frontal. Ia menyusup, menyamar, dan mengelabui sistem deteksi, seperti antivirus atau sistem pembelajaran mesin (machine learning), sehingga ancaman lolos tanpa terdeteksi.

Menariknya, dalam perspektif fikih Islam, kita mengenal fenomena serupa, yaitu ḥiyal — upaya menampilkan maksiat dalam bentuk syariat, agar tampak seolah sah dan diterima dalam agama.

Apa Itu Evasion Attack?

Evasion attack adalah jenis serangan siber yang bertujuan menghindari deteksi oleh sistem keamanan seperti antivirus, firewall, atau AI.

  • Virus disamarkan dalam file .PDF agar terlihat aman.
  • AI mobil salah mengenali rambu STOP menjadi “100 km/h”.
  • Wajah penjahat disamarkan dengan pola pada kacamata.

Analogi Fikih: Menghalalkan yang Haram Lewat Bungkus Syari’ah

Dalam Islam klasik, dikenal ḥiyal – manipulasi hukum agar yang haram tampak halal. Ini bukan pelanggaran teks semata, tapi pengkhianatan terhadap maqāṣid syarī’ah.

Contoh:

  • Riba disamarkan: akad jual beli palsu.
  • Sedekah dari harta haram: korupsi untuk membangun masjid.
  • Penipuan akad dagang: barang rusak dijual dengan penjelasan ambigu.

Perspektif Ulama: Teguran atas Tipu Daya Terselubung

Imam Malik: “Barang siapa menghalalkan yang haram dengan ḥiyal, maka ia tetap berdosa seperti pelaku haram secara terang-terangan.”

Ibn Qayyim: “Menghindari larangan Allah dengan trik-trik bukanlah kecerdikan, tapi tipu daya terhadap Dzat Yang Maha Mengetahui.”

Al-Ghazali: “Ada amal yang secara lahir terlihat baik, namun pada hakikatnya adalah perbuatan fasik.”

Implikasi dalam Dunia Pendidikan Islam

  1. Mendidik peserta didik agar melihat niat di balik bentuk ibadah.
  2. Menggabungkan literasi digital dan spiritual.
  3. Membangun kecerdasan etik, bukan sekadar kepatuhan teknis.

Penutup

Baik di dunia digital maupun spiritual, musuh terbesar adalah penyamaran keburukan dalam rupa kebaikan.

Evasion attack dalam teknologi = ḥiyal dalam agama.
Sama-sama menyusup, membungkus dosa dalam bungkus kebaikan.

Sudah saatnya kita membangun deteksi batiniah sebagaimana kita membangun sistem deteksi siber: dengan ilmu, kejujuran, dan kesadaran maqāṣid.

© 2025 Penulis Profesional. Semua hak cipta dilindungi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini