Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasa terganggu atau tersakiti oleh sikap dan ucapan orang lain. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa mungkin kita juga melakukan hal yang sama terhadap orang lain? Sering kali, tanpa disadari, kita mengkritik, mengeluh, atau bahkan membicarakan keburukan orang lain, padahal kita sendiri tidak suka jika diperlakukan demikian.
Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang telah mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga lisan dan berperilaku baik terhadap sesama. Rasulullah ﷺ memberikan teladan bagaimana seharusnya seorang Muslim berbicara dan bersikap. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana menjaga lisan dan berakhlak baik, sehingga kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh berkah.
Menjaga Lisan dalam Islam
Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, seseorang bisa menyebarkan kebaikan, tetapi dengan lisan pula, seseorang bisa menebar keburukan yang berdampak luas. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga ucapan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa berbicara adalah sebuah pilihan. Jika perkataan kita tidak membawa manfaat, lebih baik diam. Diam bukan berarti pasif, tetapi merupakan bentuk kontrol diri agar tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata yang tidak perlu.
Imam An-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa hadis ini merupakan pedoman dasar dalam berbicara. Jika perkataan seseorang tidak memiliki kebaikan di dalamnya, lebih baik ditinggalkan agar tidak menimbulkan dosa atau menyakiti perasaan orang lain.
Bahaya Ghibah dan Mengeluh tentang Orang Lain
Sering kali kita mengeluh tentang sikap orang lain yang mengganggu kita, tetapi tanpa sadar kita juga melakukan hal yang sama. Fenomena ini sangat berbahaya karena dapat menumbuhkan kebiasaan buruk, seperti ghibah (menggunjing).
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini menggambarkan betapa menjijikkannya perbuatan ghibah. Sayangnya, banyak orang melakukannya tanpa merasa bersalah, bahkan menganggapnya sebagai obrolan biasa. Padahal, Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa menggunjing adalah dosa besar yang hanya bisa diampuni jika orang yang dibicarakan memaafkannya.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menuliskan bahwa seseorang yang sibuk mencari kesalahan orang lain sebenarnya sedang menunjukkan kekurangan dirinya sendiri. Sebab, orang yang baik akan lebih fokus memperbaiki diri daripada sibuk menilai keburukan orang lain.
Prinsip Emas: Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan
Dalam Islam, ada satu prinsip mulia yang diajarkan Rasulullah ﷺ dan menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan sesama:
“Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Prinsip ini mengajarkan bahwa jika kita tidak ingin disakiti, maka jangan menyakiti. Jika kita ingin diperlakukan dengan baik, maka perlakukanlah orang lain dengan baik pula. Jika kita tidak suka dibicarakan keburukannya, maka jangan membicarakan keburukan orang lain.
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Madarij As-Salikin menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari membandingkan diri dengan orang lain atau mencari kesalahan mereka, tetapi dari ketulusan dalam berbuat baik. Jika seseorang memperlakukan orang lain dengan baik, maka ia akan mendapatkan balasan yang serupa, baik di dunia maupun di akhirat.
Kesimpulan
Setiap manusia pasti ingin dihormati dan diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu, sebelum mengeluh tentang orang lain, ada baiknya kita introspeksi diri: apakah kita sudah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan?
Dengan menjaga lisan, menghindari ghibah, dan menerapkan prinsip keadilan dalam interaksi sosial, kita tidak hanya akan mendapatkan ketenangan hidup, tetapi juga keberkahan dari Allah ﷻ.
Mari kita mulai dari diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab, perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten. Semoga Allah membimbing kita untuk selalu berkata dan berbuat yang baik. 🤲✨