Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui orang-orang yang merasa lebih baik dari orang lain, mengaku paling benar, dan merendahkan sesama. Fenomena ini bukanlah hal baru, namun Islam telah memberikan pedoman tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap dalam menjaga akhlak dan berinteraksi dengan orang lain. Allah dan Rasul-Nya telah memperingatkan agar kita tidak merasa suci, tidak merendahkan orang lain, serta senantiasa rendah hati dan berbuat baik dengan niat yang tulus.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang Relevan
- Larangan Merasa Diri Paling Baik
Surah An-Najm (53:32)
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa yang paling bertakwa.”
Penjelasan:
Ayat ini melarang seseorang untuk merasa dirinya suci atau lebih baik dari orang lain. Hanya Allah yang mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa. Merasa lebih baik dari orang lain adalah bentuk kesombongan yang dapat menyesatkan hati dan menjauhkan seseorang dari keikhlasan dalam beribadah. - Menjaga Lisan dan Menghindari Menggunjing
Surah Al-Hujurat (49:12)
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain…”
Penjelasan:
Allah memerintahkan untuk tidak berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan membicarakan keburukan sesama. Ini sangat relevan dengan fenomena di mana seseorang mengaku lebih baik atau lebih paham agama, namun pada saat yang sama merendahkan orang lain yang dianggap belum sampai pada pemahamannya. - Kesombongan yang Menyesatkan
Surah Al-Kahfi (18:103-104)
“Katakanlah (Muhammad), ‘Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”
Penjelasan:
Ayat ini menggambarkan orang yang merasa telah melakukan amal yang benar, tetapi ternyata amal mereka sia-sia. Ini bisa terjadi pada mereka yang merasa telah mencapai kebenaran mutlak, namun sebenarnya masih terjebak dalam kesombongan dan sikap meremehkan orang lain.
Hadis-Hadis yang Relevan
- Larangan Merendahkan Sesama Muslim
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Cukuplah seseorang dianggap buruk jika ia merendahkan saudaranya sesama Muslim.”
(HR. Muslim, no. 2564)
Penjelasan:
Hadis ini menegaskan bahwa sikap merendahkan sesama Muslim adalah tanda keburukan dalam diri seseorang. Menganggap diri lebih baik dari orang lain bisa menjadi awal dari penyakit hati yang mengarah pada kesombongan. - Akibat Meremehkan Orang Lain
Dari Abu Darda’ RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa merendahkan saudaranya karena dosa yang pernah ia lakukan, maka ia tidak akan mati sampai ia sendiri melakukan dosa tersebut.”
(HR. Tirmidzi, no. 2507)
Penjelasan:
Hadis ini memberikan peringatan keras agar tidak merendahkan orang lain, khususnya dalam hal dosa atau kekurangan yang dimiliki orang tersebut. Merasa lebih baik karena tidak melakukan dosa tertentu bisa berbalik kepada diri sendiri jika tidak berhati-hati. - Allah Tidak Menilai dari Luar, Tapi dari Hati
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim, no. 2564)
Penjelasan:
Allah tidak menilai seseorang dari penampilan atau pengakuannya, tetapi dari niat dan amal yang dilakukan dengan ikhlas. Ini menjadi pengingat agar seseorang tidak merasa lebih baik hanya karena tampilan luar atau klaim pribadinya, melainkan harus membuktikan kebaikannya melalui amal dan keikhlasan hati.
Kesimpulan
Fenomena di mana seseorang merasa lebih baik dari orang lain dan merendahkan mereka yang dianggap belum “sampai” pada pemahaman atau keyakinan yang sama adalah hal yang dikecam dalam Islam. Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi ﷺ dengan tegas melarang kesombongan, perasaan suci, serta sikap merendahkan orang lain. Seorang Muslim sejati seharusnya selalu rendah hati, menghindari prasangka buruk, dan mengutamakan akhlak mulia dalam berinteraksi dengan sesama. Kebaikan yang hakiki bukanlah dalam pengakuan diri, melainkan dalam ketulusan hati dan perbuatan nyata.
@Yai_Meruya