Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki jalan takdirnya masing-masing. Ada yang lahir dalam kecukupan, ada pula yang harus berjuang setiap hari hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Kita sering kali terlalu cepat menilai keadaan seseorang tanpa memahami latar belakang dan ujian yang ia hadapi.
Ketika ada seseorang yang datang ke masjid untuk mencari makan, mungkin itu bukan karena ia malas atau tidak mau berusaha, melainkan karena keadaan yang memaksanya. Tidak semua orang diberi rezeki yang sama, dan bukan hak kita untuk mencemooh atau merendahkan mereka yang tengah diuji dengan kesulitan. Allah telah menetapkan takdir bagi setiap hamba-Nya, dan takdir seseorang tidak bisa dibandingkan dengan takdir kita sendiri.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).”
(QS. Al-Qamar: 49)
Ayat ini mengajarkan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan manusia telah ditentukan oleh Allah, termasuk rezeki dan ujian yang dihadapinya. Maka, ketika kita melihat orang lain dalam kondisi sulit, seharusnya kita tidak merendahkan atau mencela mereka, tetapi justru membantu dan mendoakan mereka.
Dalam hadis, Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya segala urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya.”
(HR. Muslim, No. 2999)
Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang kita terima dan bersabar atas ujian yang diberikan Allah. Tidak semua orang memiliki keberuntungan yang sama, dan kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari apa yang tampak di depan mata.
Sebelum menilai seseorang, sebaiknya kita belajar berpikir dengan bijaksana. Merenungkan bahwa di balik setiap ujian yang Allah berikan, ada hikmah yang harus kita pahami. Dengan demikian, hati kita akan lebih lembut, dan kita akan lebih mudah untuk berempati serta menolong sesama, bukan justru memperberat beban mereka dengan prasangka buruk.